
Kunjungi Juga
We love Indonesia
Artikel Catur
Gabung Disini Yuk.....
Bukan dari tulang ubun ia dicipta
Karena berbahaya membiarkannya
Dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista membuatnya diinjak
Dan diperbudak
Tapi dari tulang rusuk bagian kiri
Dekat ke hati untuk disayangi
Dekat ke tangan untuk dilindungi
Karena berbahaya membiarkannya
Dalam sanjung dan puja
Tak juga dari tulang kaki
Karena nista membuatnya diinjak
Dan diperbudak
Tapi dari tulang rusuk bagian kiri
Dekat ke hati untuk disayangi
Dekat ke tangan untuk dilindungi
Kisah Ayah Tentang Ayahnya
Sabtu, 10 Oktober 2009
Tiga bulan sudah saya tak mengunjungi Ayah, walau dua hari sekali masih sering telepon langsung untuk mendengar suaranya atau sekadar SMS menanyakan kabar kesehatannya. Rindu, itu kata yang paling mewakili untuk menggambarkan perasaan saya padanya, mungkin juga yang dirasa Ayah disana. Diri ini selalu percaya, rindu yang tak pernah lekang dimakan waktu, yang tak pernah sirna dihempas angin, yang tak mungkin pupus diterik matahari adalah rindu orang tua terhadap anaknya. Rasa rindu yang belum pasti dimiliki anak terhadap orang tuanya.
Benarlah, sepuluh menit setelah bercengkeraa dengan cucu-cucunya, Ayah menghampiri saya dan menanyakan kabar apa pun tentang saya, keluarga, pekerjaan, aktivitas sosial yang biasa saya geluti, sampai soal selokan di depan rumah yang kerap tergenang. Dan tak lama setelah saya menceritakan semua yang diingintahuinya itu, ganti ia yang bercerita tentang dirinya, kegiatan jalan paginya, HP baru hadiah dari abang saya yang baru pulang dari luar negeri, acara reuni dengan sahabat-sahabatnya semasa aktif di kantor dulu, hingga nyaris tak ada lagi yang bisa diceritakan. Ia, seolah tengah menemukan telinga selebar lautan yang siap menampung semua kisahnya, dan itu adalah telinga saya.
Tak terasa tiga jam lebih kami berbicara, pembicaraan yang begitu dekat, antara sesama hati yang merindu. Tapi dari semua yang diceritakannya, ada satu yang teramat menarik bagi saya, sepenggal kisah tentang masa kecilnya bersama Ayahnya. Bercerita Ayah tentang Ayahnya, saya memanggilnya Babah. Suatu sore, ia tengah bermain kelereng ketika Babah hendak memintanya membeli minyak tanah. Tahu anaknya tengah bermain, ia mengurungkan niatnya dan membiarkan anaknya terus bermain. Kemudian Babah hanya berpesan kepada salah seorang keponakannya, "bilangin si mbing kalau mainnya sudah selesai, Babah mau suruh dia beli minyak tanah".
Mpok Mul, begitu Ayah memanggil kakak sepupunya itu pun menghampiri adiknya, "Mbing Babah bilang kalau mainnya sudah selesai tolong beliin minyak tanah". Si anak pun bergegas menyudahi permainannya setelah meminta izin kepada teman-temannya.
***
Ayah menegaskan kalimat "kalau mainnya sudah selesai" dan itu berkali-kali diucapkannya dengan tegas untuk saya perhatikan. Menurutnya, Babah mengatakan itu ada maknanya, Ayahnya hanya ingin menyuruhnya membeli minyak tanah setelah ia memenuhi hak anak untuk bermain. Sebagai seorang Ayah, ia tak ingin mengganggu hak bermain anaknya, meski sebagian orang tua merasa berhak untuk meminta anaknya melakukan apa pun perintahnya tanpa boleh membantah.
Babah, kata Ayah, meski hanya lelaki lulusan sekolah rakyat kelas tiga -setingkat kelas tiga SD- sangat mengerti psikologi mendidik anak. Orang tua yang ingin dihormati haknya oleh anak semestinya juga menghormati hak anak, salah satunya adalah hak untuk bermain, karena bermain merupakan cara anak-anak untuk belajar bersosialisasi. Tugas orang tua hanya memberi tahu batas-batas dalam bermain, misalnya soal waktu, dan juga pekerjaan utama di rumah yang semestinya didahulukan sebelum bermain.
Ayah pun bertanya kepada saya, "bagaimana perasaan kamu kalau lagi main, dan kondisi kamu sedang kalah. Lalu Ayah memanggil kamu?" "Tidak ikhlas," jawab saya. Ya, Babah tidak mau anaknya menjalankan perintahnya secara tidak ikhlas, dengan hati yang menggerutu, dengan dada yang disesaki rasa kesal. Sebaliknya, jika
si anak sedang menang dan Ayahnya memanggil, siapa yang kesal? pastilah teman-teman anaknya, "Bapak lu brengsek, tahu anaknya lagi menang dipanggil". Sudah pasti ada dua orang yang dirugikan, Ayah dan anaknya. Ayahnya dibilang 'brengsek', anaknya mungkin akan dikucilkan dalam permainan berikutnya.
Hmm, tiga jam tak kan pernah sia-sia untuk berbicara dengan Ayah. Ada banyak pelajaran baru yang bisa saya ambil dari kisah-kisahnya. Dan sudah pasti saya akan selalu merindui perjumpaan dengannya, sampai kapan pun. Terima kasih Ayah.
Bayu Gawtama
sumber:http://gawtama.multiply.com/journal/item/22/Kisah_Ayah_tentang_Ayahnya
Benarlah, sepuluh menit setelah bercengkeraa dengan cucu-cucunya, Ayah menghampiri saya dan menanyakan kabar apa pun tentang saya, keluarga, pekerjaan, aktivitas sosial yang biasa saya geluti, sampai soal selokan di depan rumah yang kerap tergenang. Dan tak lama setelah saya menceritakan semua yang diingintahuinya itu, ganti ia yang bercerita tentang dirinya, kegiatan jalan paginya, HP baru hadiah dari abang saya yang baru pulang dari luar negeri, acara reuni dengan sahabat-sahabatnya semasa aktif di kantor dulu, hingga nyaris tak ada lagi yang bisa diceritakan. Ia, seolah tengah menemukan telinga selebar lautan yang siap menampung semua kisahnya, dan itu adalah telinga saya.
Tak terasa tiga jam lebih kami berbicara, pembicaraan yang begitu dekat, antara sesama hati yang merindu. Tapi dari semua yang diceritakannya, ada satu yang teramat menarik bagi saya, sepenggal kisah tentang masa kecilnya bersama Ayahnya. Bercerita Ayah tentang Ayahnya, saya memanggilnya Babah. Suatu sore, ia tengah bermain kelereng ketika Babah hendak memintanya membeli minyak tanah. Tahu anaknya tengah bermain, ia mengurungkan niatnya dan membiarkan anaknya terus bermain. Kemudian Babah hanya berpesan kepada salah seorang keponakannya, "bilangin si mbing kalau mainnya sudah selesai, Babah mau suruh dia beli minyak tanah".
Mpok Mul, begitu Ayah memanggil kakak sepupunya itu pun menghampiri adiknya, "Mbing Babah bilang kalau mainnya sudah selesai tolong beliin minyak tanah". Si anak pun bergegas menyudahi permainannya setelah meminta izin kepada teman-temannya.
***
Ayah menegaskan kalimat "kalau mainnya sudah selesai" dan itu berkali-kali diucapkannya dengan tegas untuk saya perhatikan. Menurutnya, Babah mengatakan itu ada maknanya, Ayahnya hanya ingin menyuruhnya membeli minyak tanah setelah ia memenuhi hak anak untuk bermain. Sebagai seorang Ayah, ia tak ingin mengganggu hak bermain anaknya, meski sebagian orang tua merasa berhak untuk meminta anaknya melakukan apa pun perintahnya tanpa boleh membantah.
Babah, kata Ayah, meski hanya lelaki lulusan sekolah rakyat kelas tiga -setingkat kelas tiga SD- sangat mengerti psikologi mendidik anak. Orang tua yang ingin dihormati haknya oleh anak semestinya juga menghormati hak anak, salah satunya adalah hak untuk bermain, karena bermain merupakan cara anak-anak untuk belajar bersosialisasi. Tugas orang tua hanya memberi tahu batas-batas dalam bermain, misalnya soal waktu, dan juga pekerjaan utama di rumah yang semestinya didahulukan sebelum bermain.
Ayah pun bertanya kepada saya, "bagaimana perasaan kamu kalau lagi main, dan kondisi kamu sedang kalah. Lalu Ayah memanggil kamu?" "Tidak ikhlas," jawab saya. Ya, Babah tidak mau anaknya menjalankan perintahnya secara tidak ikhlas, dengan hati yang menggerutu, dengan dada yang disesaki rasa kesal. Sebaliknya, jika
si anak sedang menang dan Ayahnya memanggil, siapa yang kesal? pastilah teman-teman anaknya, "Bapak lu brengsek, tahu anaknya lagi menang dipanggil". Sudah pasti ada dua orang yang dirugikan, Ayah dan anaknya. Ayahnya dibilang 'brengsek', anaknya mungkin akan dikucilkan dalam permainan berikutnya.
Hmm, tiga jam tak kan pernah sia-sia untuk berbicara dengan Ayah. Ada banyak pelajaran baru yang bisa saya ambil dari kisah-kisahnya. Dan sudah pasti saya akan selalu merindui perjumpaan dengannya, sampai kapan pun. Terima kasih Ayah.
Bayu Gawtama
sumber:http://gawtama.multiply.com/journal/item/22/Kisah_Ayah_tentang_Ayahnya
Daftar Isi
- 5 Penyakit Membuat Gila Penderitanya
- Misteri Tidur Panjang Ratusan Tahun
- 7 Penemuan Yang Banyak Menyebabkan Kematian
- Kisah Bocah Seumur Hidup Dalam Balon
- Sepenggal Kisah Unik Dari Beberapa Tokoh Dunia
- Makanan Terbau Didunia
- Tukang Becak Sumbang Ratusan Juta Ke Anak Yatim
- Menderita Karena Kelainan Sifat Genetik
- Hasil Ujian Yang Sangat Konyol
- Telanjang!!Dikira Setan 11 Orang Terjun dari Lantai 2
- Ikan Lele Raksasa Pemakan Manusia
- Wisata Bahari Terbaik Didunia
- Hp Termahal Didunia Saat Ini
- Ular Raksasa Di Kalimantan
- Pyramid Kuno Didasar Laut
- Matikan Lampu di Malam Hari Jika Ingin Kurus
- Urutan Kepangkatan TNI dan POLRI
- Benarkah Huruf Alfabet Z Bhs.Inggris Akan Di Hapus?
- Buku Termahal Yang Isinya Hanya Satu Kalimat
- Penemuan Anak Matahari,Apakah Tanda Kiamat?
- 8 Misteri???
- Mike Ayam Tanpa Kepala
- Gunung Raksasa Didasar Laut
- Benarkah John Totor Penejelajah Waktu
- Kamera Tembus Pandang Dibuat
- 5 Cacing Parasit Yang Mengerikan dalam Tubuh Manusia
- Mengenal Lebih Dekat Mata Uang Indonesia
- Manusia Pemakan Tanah
- 7 Keajaiban Dunia Masa Lampau
- Negara Terkaya Yang Luput Dari Perhatian Dunia
- Lukisan Panda Pada Sehelai Rambut
- Kisah 20 Wanita Paling Berbahaya
- Hewan Punah Ditemukan Masih Hidup
- Negara Dengan Taxi Paling Berbahaya
- Kuburan Unik Dan Aneh Di Dunia
- Hewan Pertama Di Dunia
- Orang Batak Yang Lolos Dari Kejamnya Nazi
Tugas Kuliah
Islamic stories
- Mengapa Membaca Al-Qur'an??
- Misteri Dan Rahasia Tidur Panjang Ratusan Tahun
- Video Penyerbuan Masjid Al Aqsa Oleh Israel
- Kisah2 Keajaiban Perang Di Gaza
- Download Ebook ESQ 165
- Ternyata Islam Di Amerika???
- Ketika Kekuasaan Allah Terlihat Di Tanah Gaza
- Al Qur'an Palsu Buatan Amerika
- Baca Al- Qur'an Di Facebook
- Benarkah Islam Kenusantara Saat Rasulullah masih hidup?
- Tokoh-Tokoh Islam Indonesia
- Kisah Sepuluh Pengajar yang Diutus Rasulullah
- Mengapa Kami Memilih Islam
- Penemuan Kapal Nabi nuh
- Muslimah Dan Busananya
- Serambi Mekah Indonesia
- Perkembangan Islam Di Sepanyol
- Sejarah Islam di Indonesia
- Bahaya Didalam Hery Potter
- Awas Sihir Disekitar Kita
- Kelahiran Dazal Di Israel
- Dukung Mekkah Jadi Pusat Waktu Dunia
- Permasalahan Arah Kiblat Dan Cara Menetukannya
Artikel Semua Sepuluh
- 10 Mafia Terbesar Didunia
- 10 Negara Dengan Internet Tercepat Didunia
- 10 Makanan Paling Berlemak
- 10 Kolam Renang Terindah Didunia
- 10 Mata Uang Tertua Di Indonesia
- 10 Account Twiter Dengan Follower Terbanyak
- 10 Negara Populasi Muslim Terbesar Didunia
- 10 Parfum Termahal Didunia
- 10 Cara Aneh Memperlakukan Orang Mati
- 10 Parfum Termahal Didunia
- 10 Negara Populasi Muslim Terbanyak Didunia
- 10 Account Twiter Dengan Follower Terbanyak
- 10 Tips Hacking Bongkar Rahasia URL Youtube
- 10 Orang Hacker Terkenal Dunia
- 10 Makanan Paling Ekstrem Di Dunia
- 10 Peanguasa Terkejam Di Dunia
- 10 Pengajar yang Diutus Rasulullah
- 10 Fenomena Alam Yang Menakjubkan
- 10 Jalan Raya Paling Berbahaya Di Dunia
- 10 Hewan Herbivora Paling Berbahaya Di Dunia
- 10 Bangunan Terluas Didunia
- 10 Kebiasaan Yang Merusak Otak
- 10 Negara Paling Berbahaya Di Dunia
- 10 Pencurian Bagian Tubuh Yang Paling Terkenal
- 10 Negara Termakmur Di Dunia
- 10 Mistri Yang Tak Terpecahkan Hingga Kini
- 10 Kecalakaan Terdahsyat Sepanjang Sejarah
- 10 Legenda Hidup Paling Populer